top of page

Sedikit cerita dari Auburn, Alabama

Writer's picture: Merliana TrinceMerliana Trince

AUBURN. Kota kecil di bagian Amerika Selatan, Alabama Timur yang tak pernah saya pikirkan akan jadi rumah saya untuk berproses lebih lanjut di dunia Pendidikan. Tinggal di kota kecil ini membuat saya paham kata “Countryside” bagi orang Barat. Bagaimana tidak, udara segar selalu ada tepat saat keluar dari apartemen, sepanjang perjalanan, kemana pun di kota ini mata saya selalu segar karna masih bisa memandang pepohonan, padang rumput, bunga-bunga liar seperti goldenrod, goldeneye dan aster ontarionis ada dimana-mana, juga danau-danau kecil, sungai, peternakan, hamparan kebun kapas, bahkan rumah-rumah tua. Dialek khas orang-orang selatan Amerika menambah kisah tersendiri dalam proses adaptasi beberapa bulan terakhir ini.

Ini adalah bulan November – musim gugur pertamaku – yang tentu saja mulai dingin. Hampir tiap hari mendung menggantung dan berakhir dengan hujan di kota ini. Cuaca seakan mempermainkan suasana hati tiap harinya sehingga hobi baruku saat ini adalah mengecek ramalan cuaca dan suhu agar tidak salah kostum sebelum meninggalkan apartemen. Tak jarang saya akan keluar dari apartemen dan merasakan sendiri suhu diluar ruangan untuk memastikan lantaran matahari seolah enggan memberi kehangatannya walau sedang menatap angkuh dari mega. Pada sore hari ia akan terbenam lebih cepat dan membiarkan udara dingin menyelinap cepat dikegelapan. Waktu di Amerika saat ini disetting mundur sejam. “Daylight Saving Time telah berakhir”, begitu ujar teman-teman saya disini. Hal ini sudah pernah saya dengar. Namun belum juga saya pahami konsepnya. Sekali saya paham, saya tiba pada realita bahwa gagasan George Hudson ini telah membuat Papua dan Amerika saat ini beda 15 jam. Jam tidur pun agak kacau jadinya. Kadang panik saat sedang memasak karna jam digital di microwave masih tersetting dengan waktu yg lama dan saya menyangka sudah terlambat untuk melalukan sesuatu.

Sementara itu graduate life di Auburn University semakin menantang. Tugas-tugas kampus semakin membombadir. Deadlinenya bervariatif hingga mampu membuat jantung berdebar kencang dan akhirnya akan jarang berjumpa dengan 2 roommates saya yang juga sama-sama dari Indonesia Timur padahal. Kak Inja dari Kupang, dan Kak Greece dari Jayapura. Kami bertiga mendapat beasiswa dari sumber yang sama untuk melanjutkan study kami. Perjumpaan kita kadang hanya terjadi saat tengah malam, saat masak dan makan bersama – yang sebenarnya jarang terjadi karna masing2 membawa makanan kedalam kamar karna ingin belajar/mengerjakan project sambil makan – atau, saat shopping day di hari jumat yang juga jarang-jarang terjadi sebab laptop pun jarang tertutup. Pada kesempatan lain saat kita sudah tidak berjumpa sekitar dua atau tiga hari salah satu dari antara kita akan memanggil dari dapur sambil sibuk menawarkan makanan. Entah Kak Inja dengan Mie goreng buatannya atau Kak Greece dengan olahan-olahan eksperimennya yang bervariasi (namun selalu berakhir dengan Selai Kacang favoritnya).

Yups! Sesibuk itulah graduate life kita di sini. Apa saya baik-baik saja? Ya. Apa tidak kelelahan? Lelah tentunya. Kangen Indonesia dan segala isinya? Tentu saja. Namun Puji Tuhan, sampai saat ini masih dalam perlindungan-Nya. Menikmati tiap proses dari pilihan pribadi saya ini, dan bersyukur atas kesempatan yang telah Ia ijinkan menjadi bagian saya. Dibawa sejauh ini oleh-Nya membuat saya justru merasakan betapa nyata Kemahakuasaan-Nya. Banyak yang bilang: “Beruntung sekali kamu, Mey. Bisa sampe ke Amerika”, “Kamu pasti pintar sekali”, atau “Pasti bahasa inggrismu mantap jiwa”. Percayalah, saya tidak pintar-pintar amat. Sampai saat saya mengetik tulisan ini saya masih tidak habis pikir: “Berani-beraninya kamu, Mey. Mau kuliah lagi. Memilih Amerika pula. Rasakan kau! sekarang meronta diantara tumpukan buku setiap hari.” Percayalah, apa adanya saya saat ini tidak lebih dari kebaikan Tuhan untuk mencentang salah satu mimpi seorang anak kampung seperti saya yang terlalu berani. Kemudian saya simpulkan, saya orangnya kadang-kadang agak nekat. Sekali terjerumus kedalam pilihan yang tidak mudah prosesnya, lalu berusaha mempertanggung-jawabkannya walau berdarah-darah. Tidak mengapa. Kadang kita harus ditempa sejadi-jadinya dalam proses apa pun agar tajam menantang tegasnya semesta. Maka temans, jangan main-main terhadap apa yang kita harapkan pada semesta. Gaung harapannya kita berkesinambungan hingga menggapai gerbang nirwana soalnya. Dan tentunya doa-doa orang-orang sekitar kita adalah semacam mantra ampuh yang nyata terasa khasiatnya.

Anyway, bonus-bonus kecil pun senantiasa hadir di kota kecil ini untuk membuat senyum terus ada disela-sela lelahnya mental dan fisik. Hal-hal kecil seperti menemukan Indomie dan Kopiko di Asian Supermarket, menghadiri event-event kampus yang menyuguhkan makan-minum gratis dan gratisan-gratisan lainnya, atau menikmati indahnya Auburn yang saat ini dihiasi warna-warni musim gugur selalu menggoreskan senyum diwajah. Selain itu semangat Natal pun sebenarnya saat ini sudah terlihat. Pohon Natal beserta ornamen2 dan hiasan2 serta kartu-kartu Natal yang cantik pun sudah dijual di Mall-mall sekitar kota ini. Iklan penjualan tiket-tiket konser dan festival Natal bertebaran tiap kali saya membuka medsos maupun website lainnya. Bahkan sudah ada Opa Santa Claus di Walmart. Semua ini menambah semangat saya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang berderet rapi sesuai deadline di dashboard Canvas. “Libur Natal hampir tiba!” kalimat penguatan ini selalu muncul tiap kali capek bergumul dengan tugas kampus.

Well, kira-kira demikian sepenggal kisah saya dari Auburn untuk kesempatan kali ini. Akan ku curi waktu luangku untuk berbagi kisah-kisah lain lagi buat teman-teman dan sebagai dokumentasi pribadiku. Jangan berhenti berdoa dan berusaha, teman-teman. Impian kita butuh mental juang kita juga agar terwujud. Selamat memperingati Hari Pahlawan.

Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. (Ir.Soekarno)

Auburn, AL, USA 10 November 2019

11 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


©2019 by  Merliana Trince  all rights reserved.   Proudly created with Wix.com

bottom of page