Ini kisah duka kami. Kisah duka yang meluluh lantakkan tiap hati. Kisah duka yang datang bersama kokok ayam di pagi hari.
Duka ini keterlaluan! Hadir di Minggu pagi yang agung, meredam gaung lonceng gereja, meledak diantara lantunan Magnificat.
Bak diiris sembilu dada ini. Remuk bersama kesunyian pagi nan sakral. Oh betapa pagi ini terasa lebih lama dari pagi-pagi lainnya.
Terlalu banyak selubung duka pada bangsa ini. Bahkan remah-remah asa kami pun belum juga utuh. Kini tangis menggenang lagi.
Ini kisah duka kami. Saat sang Ibu harus mendekap jasad anak-anaknya. Saat sang Istri harus merelakan Suaminya berkorban nyawa. Saat ananda harus tumbuh tanpa Ayah. Saat gereja berduka cita.
Tuhan tidak diam. Tuhan turut menganalisis. Tuhan sedang memperhitungkan. Hati Tuhan pun pastilah tercabik. Namun Ia akan memulihkan. Itu keyakinan kami.
Oleh: Merliana Trince Bandung, 16 Mei 2018
“Saya turut berbelasungkawa atas tragedi bom yg terjadi pada beberapa gereja di Surabaya, tepat di hari Minggu pagi 13 Mei 2018 lalu, saat umat Kristen hendak beribadah. Turut berduka cita juga buat keluarga korban. Tuhan memberi penguatan dan penghiburan. Dan semoga Tuhan memulihkan bangsa ini.”
コメント