Lalu Cycloop pun menangis. Bersaing dengan tangisan para ibu yang mendekap jasad kaku anak-anaknya. Kekar tubuh sang ayah tak sanggup menopang amukan tanah yang menyeret hunian hasil peluhnya. Gemuruh air bah tak sedikit pun menaruh kasih. Dalam sekejap diubahnya anak-anak menjadi yatim piatu.
Oh Ondofolo… Oh Ondofolo… redahkan sejenak murka-Mu. ampuni salah kami. Sisakan sedikit belas kasih-Mu. Janganlah Kau sapu habis raga fana Phuyakha.
Dimana lagi kami akan tinggal? Dimana lagi kami kan mengais hidup? Titian mana lagi yg harus kami tapaki? Di danau mana harus kami labuhkan perahu kami?
Sayangi kami, Ondofolo, sayangilah kami. Tampakkanlah pada kami secercah bianglala-Mu. Agar dapat kami lihat senyum-Mu. Agar tak pupus harapan kami.
Yogyakarta, 17 Maret 2019 Merliana Trince
Comments