Hujan lagi… Aku tersenyum di tengah malam yang dingin menusuk. Deru angin bersama hujan begitu menentramkan jiwa. Entah mengapa hujan malah melukis senyum di wajahku.
Aku baru saja berencana melupakanmu. Sungguh. Tapi lihatlah! Hujan datang lagi. Padahal dalam diam aku sepakat menghilangkanmu bersama sang malam.
Ataukah malam sedang menghianati aku? Jangan-jangan malam mengirim isyarat pada langit. Tidak mungkin. Malam begitu gelap. Langit akan sulit membaca isyarat malam. Lalu mengapa hujan lagi? Apakah alam bersekongkol menjagamu dalam sukmaku?
Lihat! Rautmu hadir lagi bersama jutaan tirta dari Mega hitam. Aku tak mampu mengusirmu dari ruang akalku. Seharusnya hujan mampu menghapus engkau dari kisahku. Mengalirkan engkau entah ke hati yang mana.
Ah! Ya sudahlah! Sebaiknya tak usah salahkan apapun. Sepertinya hujan di malam ini adalah rinduku yang tak terbendung.
Fakfak, 6 Januari 2017 Tulisan awal tahun.
Oleh: Merliana Trince
Comments